Baru saja Pemerintah Kabupaten Garut menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) karena banyaknya kasus penyakit difteri di daerahnya. Keadaan ini terjadi karena terdapat 7 orang yang meninggal akibat difteri di Garut pada rentang waktu 6-19 Februari 2023. Jika demikian sebenarnya apa itu penyakit difteri?
Usai dari penyakit gagal ginjal, kini penyakit difteri justru ditemukan di daerah Garut, Jawa Barat. Adanya kasus tersebut, membuat daerah di Jawa Barat, khususnya sekitar Garut, lebih waspada terhadap penyakit menular ini. Sebab, jika tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini bisa menyebar luas ke daerah lainnya.
Umumnya, difteri masuk dalam kelompok penyakit menular yang berbahaya dan bisa mengancam nyawa penderitanya. Difteri sendiri merupakan infeksi bakteri yang menyerang organ hidung dan tenggorokan.
Biasanya penyakit difteri dapat menyebar atau menular lewat batuk, bersin, atau luka terbuka. Penyakit ini tidak memandang usia, artinya dapat menyerang anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga orang tua. Difteri pun terkadang tidak menimbulkan gejala, tetapi biasanya ditandai dengan selaput abu-abu yang muncul di tenggorokan dan amandel.
Penyakit difteri disebabkan oleh infeksi bakteri, lebih tepatnya bakteri Corynebacterium diphteriae. Infeksi dari bakteri ini sangat mudah menular, baik lewat partikel udara, peralatan rumah tangga, benda pribadi, atau bahkan luka yang yang sudah terinfeksi bakteri.
Selain itu, bakteri juga dapat menular lewat air liur seseorang. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa orang yang terkena penyakit difteri bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali. Kendati demikian, orang tersebut masih bisa menularkan bakteri kepada orang lain.
Pada perjalanannya, bakteri Corynebacterium diphteriae akan menginfeksi orang dan mengeluarkan racun yang kemudian menyebar melalui aliran darah. Hal inilah yang menyebabkan lapisan abu-abu tebal di bagian hidung, lidah, tenggorokan, dan saluran pernapasan lainnya.
Tidak hanya saluran pernapasan, racun dari bakteri difteri bisa merusak beberapa organ lain, seperti ginjal, otak, dan jantung yang berpotensi membahayakan nyawa. Selain infeksi bakteri, ternyata ada beberapa faktor yang bisa mendorong penyakit difteri, yaitu:
Gaya hidup tidak sehat.
Sistem kekebalan yang lemah.
Berkunjung ke daerah dengan jumlah imunisasi difteri rendah.
Kebersihan lingkungan dan sanitasi buruk.
Tinggal di daerah padat penduduk.
Pergi ke daerah dengan banyak kasus difteri.
Melalui penjelasan di atas, mungkin pertanyaan apa itu penyakit difteri sudah terjawab. Pada dasarnya, gejala penyakit difteri akan muncul setelah 2-5 hari seseorang terinfeksi bakteri. Beberapa gejala yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:
Ada lapisan abu-abu yang menutupi amandel dan tenggorokan.
Suara serak karena nyeri tenggorokan.
Demam tinggi dan tubuh menggigil.
Sulit bernapas atau sebaliknya, napas terlalu cepat.
Pembengkakan di kelenjar getah bening.
Tubuh menjadi lemah dan cepat lelah.
Pilek dengan ingus yang bercampur darah.
Gangguan penglihatan dan berbicara melantur.
Tanda-tanda syok, seperti berkeringat, jantung berdebar, dan kulit pucat.
Namun, gejala-gejala tersebut belum tentu muncul ketika penyakit hanya bersifat ringan. Bahkan, mungkin penderita tidak akan menyadari kalau terkena penyakit difteri.
Mengetahui apa itu penyakit difteri saja sebenarnya tidak cukup. Sebab, terdapat komplikasi dari penyakit difteri yang bisa membahayakan nyawa. Beberapa komplikasi difteri ini adalah masalah pernapasan, kerusakan jantung, hingga kerusakan saraf.
Oleh karena itu, akan lebih baik jika Sobat Sehat bisa melakukan berbagai upaya yang dapat mencegah penyakit difteri, di antaranya:
Imunisasi DPT, yang saat ini sudah menjadi imunisasi wajib di Indonesia dan diberikan pada usia 2,3,4, dan 18 bulan, serta 5 tahun.
Apabila belum mendapatkan imunisasi, segera konsultasikan dengan dokter.
Menggunakan antibiotik khusus infeksi apabila memiliki kontak dekat dengan penderita difteri sebagai langkah pencegahan.
Beberapa antibiotik memang bisa Sobat Sehat temukan di Apotek K-24 atau di aplikasinya K24Klik. Untuk penggunaannya sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Sebab, sebagian besar penggunaan antibiotik harus menggunakan resep dari dokter.
Namun, jika Sobat Sehat tidak memiliki resep, Apotek K-24 juga menyediakan layanan Dokter Siaga Online. Layanan ini akan membantu Sobat Sehat untuk mendapatkan resep dokter dengan konsultasi. Artinya, Sobat Sehat tidak perlu repot mencari klinik di luar.
Itulah penjelasan singkat mengenai apa itu penyakit difteri yang sebaiknya Sobat Sehat hindari karena bisa membahayakan nyawa.