Hari Raya Idul Adha menjadi sebuah kesempatan untuk bisa mengonsumsi daging merah, khususnya sapi. Selain karena harus segera dihabiskan, daging sapi juga mengandung protein yang sangat tinggi. Artinya, mengonsumsi daging sapi ini sangatlah baik untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tiap hari. Namun, kebanyakan makan daging sapi ternyata tidak baik bagi kesehatan tubuh, mengapa bisa?
Adanya penyembelihan hewan kurban membuat Sobat Sehat memiliki simpanan daging sapi atau kambing yang lebih dari biasanya. Olahan daging sapi memang nikmat dan tidak semua orang Indonesia bisa mendapatkannya dengan mudah. Oleh karenanya, terkadang banyak yang tidak terkontrol dalam menikmati daging sapi. Padahal kebiasaan tersebut bisa berbahaya jika tidak dikendalikan.
World Cancer Research Fund mengatakan bahwa ada batasan untuk mengonsumsi daging sapi, yaitu tidak lebih dari 3 porsi dalam seminggu. Hal tersebut berfungsi untuk meminimalkan risiko gangguan kesehatan yang tidak diinginkan.
Tiga porsi makan ini setara dengan 500 gram daging merah matang setiap minggunya, atau sekitar 50 sampai 70 gram per hari. Selain itu, sebaiknya Sobat Sehat bisa memilih daging minim lemak dalam takaran tersebut.
Konsumsi daging sapi memang menyehatkan, apalagi untuk kesehatan otot. Namun, Sobat Sehat harus hati-hati karena ada beberapa dampak kebanyakan makan daging sapi yang berkaitan dengan kesehatan, seperti:
Daging memang kaya akan protein dan lemak, tapi bahan ini sama sekali tidak memiliki kandungan serat. Padahal, serat pangan merupakan zat yang penting untuk menyerap air dan memadatkan feses supaya mudah keluar.
Oleh karena itu, artikel dari Neurogastroenterology and Motility menyatakan bahwa banyak mengonsumsi lemak jenuh dari daging bisa meningkatkan risiko sembelit. Sebab, lemak jenuh ini nantinya akan mengaktifkan rem alami pada usus halus sehingga gerakan feses bisa melambat.
Daging sapi terkena dengan kandungan lemak dan kalorinya yang cukup tinggi. Apabila daging sapi ini dikonsumsi tanpa kontrol dan diimbangi dengan aktivitas fisik, maka akan terjadi penumpukan lemak. Akibatnya, berat badan akan naik.
Jika kondisi tersebut terjadi terus-menerus, Sobat Sehat akan kesulitan dalam menurunkan berat badan.
Kebanyakan makan daging sapi ternyata bisa meningkatkan risiko penyakit kanker, lho. Hal ini dikarenakan banyak pengolahan daging sapi yang dapat menimbulkan senyawa karsinogenik, seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan amina heterosiklik (HCA).
Senyawa tersebut akan timbul ketika ada pembakaran zat organik pada daging dengan suhu yang tinggi. Selain itu, daging merah dapat memicu ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, baik pada perempuan atau laki-laki.
Ketidakseimbangan hormon pada perempuan dapat menyebabkan kanker payudara, sedangkan pada laki-laki bisa mengakibatkan kanker prostat.
Walaupun kaya akan protein, daging merah seperti sap mempunyai kolesterol yang cukup tinggi. Semakin tinggi kolesterol jahat dalam tubuh, maka Sobat Sehat juga akan semakin rentan terkena hipertensi. Sebab, kolesterol yang menumpuk nantinya akan membentuk plak dalam pembuluh darah.
Akibatnya adalah pembuluh darah akan menyempit dan mengeras. Organ jantung pun harus bekerja lebih keras dan asupan darah ke seluruh tubuh akan berkurang. Keadaan ini bisa menyebabkan beberapa penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung, stroke, dan pembengkakan arteri.
Nah, itulah akibat dari kebanyakan makan daging sapi yang tidak terkontrol dan diimbangi oleh olahraga rutin. Dalam menghindari dampak-dampak di atas, Sobat Sehat perlu mengimbangi konsumsi daging dengan asupan sayuran dan buah-buahan.
Namun, apabila kolesterol dan tekanan darah sudah terlanjur tinggi, Sobat Sehat bisa mengonsumsi obat penurun kolesterol atau obat penurun tekanan darah. Tentu saja konsumsi obat ini perlu resep dari dokter agar lebih aman.
Pembelian obat-obatan ini pun juga perlu dilakukan di tempat yang legal, seperti Apotek K-24. Yuk, jaga kesehatan tubuh bersama Apotek K-24!