Selain penyakit jantung, HIV menjadi salah satu jenis penyakit yang ditakuti banyak orang. Tidak hanya menyebabkan kematian, sekalinya terkena HIV maka Sobat Sehat tidak bisa sembuh karena belum ada obat atau perawatan yang dapat mengatasi HIV. Oleh karena itu, mengenali gejala HIV pada wanita kiranya begitu penting agar Sobat Sehat bisa mendapatkan penanganan sejak dini.
Infeksi virus HIV bisa menyerang siapa saja, baik wanita atau laki-laki. Penyakit ini dianggap sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh dengan merusak sel darah putih. HIV yang tidak ditangani dengan baik, lama-kelamaan akan meningkatkan risiko masalah kesehatan yang lebih parah, yaitu AIDS.
Penyakit HIV bisa menyebar atau menular melalui kontak darah, sperma, atau cairan vagina seseorang yang sudah terinfeksi. Oleh karena itu, HIV biasanya bisa menular melalui jarum suntik, hubungan intim yang berisiko, dan lain sebagainya.
Bahkan, kabarnya virus HIV juga dapat menular melalui air susu ibu kepada bayi yang disusui, lho. Oh iya, jika terdapat gejala HIV pada laki-laki, maka terdapat pula ciri-ciri HIV yang hanya dirasakan oleh para perempuan, di antaranya:
Gejala HIV pada wanita yang umum terjadi adalah infeksi pada organ vagina. Walaupun infeksi vagina ini bisa terjadi pada semua perempuan, tapi penderita HIV biasanya akan mengalami infeksi yang lebih sering. Bahkan, infeksi vagian pada penderita HIV ini akan sulit diobati.
Infeksi vagina sendiri memiliki beberapa tanda, seperti keputihan dengan tekstur tebal, gatal & ruam-ruam di vagina, sensasi perih di vagina, dan muncul rasa nyeri ketika buang air kecil atau berhubungan seksual.
Timbulnya gangguan menstruasi juga bisa menjadi ciri-ciri HIV pada wanita, lho. Gangguan yang dimaksud ini dapat berupa siklus haid tidak teratur, darah haid menjadi lebih banyak atau sedikit, dan gejala PMS yang lebih berat dari biasanya. Kondisi ini sudah banyak dibuktikan pada sebuah penelitian dan pada penderita HIV sendiri.
Gejala HIV pada wanita yang selanjutnya adalah munculnya rasa nyeri di daerah panggul atau perut bagian bawah. Hal ini dapat terjadi karena adanya infeksi pada rahim, indung telur, dan tuba fallopi. Sama seperti infeksi vagina di atas, nyeri panggul juga akan sering kambuh dan sulit untuk ditangani. Jadi, Sobat Sehat perlu waspada jika tiba-tiba merasakan nyeri panggul yang tidak sembuh-sembuh.
Pada umumnya, menopause terjadi pada wanita yang sudah lanjut usia. Namun, perempuan yang mengidap HIV bisa mengalami menopause dini yang timbul sebelum di usia 40 tahun. Menopause dini sebenarnya tidak hanya menjadi tanda dari HIV tapi juga kebiasaan hidup yang tidak sehat, seperti merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan jumlah sel CD4 yang rendah.
Tidak hanya menyebabkan menopause dini, gejala HIV pada wanita juga bisa ditandai dengan munculnya gangguan kesuburan. Virus HIV dalam tubuh wanita dapat menekan sistem kekebalan tubuh sehingga penyembuhan pada radang panggul akan terganggu.
Radang panggul yang sudah kronis nantinya akan menyebabkan gangguan kesuburan. Jadi, jangan heran kalau pengidap HIV biasanya akan mengalami gangguan kesuburan dan sulit untuk mengalami kehamilan.
Nah, itulah beberapa gejala HIV pada wanita pada tahap awal terjadinya infeksi. Gejala-gejala yang lebih parah akan muncul seiring dengan memasuki tahapan HIV lanjutan. Umumnya, pengidap HIV menuju tahap lanjutan ini akan dirasakan setelah 8-10 tahun terinfeksi virus.
Wah, lumayan berbahaya bukan penyakit HIV ini. Oleh karena itu, Sobat Sehat disarankan untuk menghindari penggunaan jarum suntik yang berulang dan kegiatan seksual yang berisiko dengan menggunakan kondom.
Kondom yang baik bisa Sobat Sehat beli di Apotek K-24 terdekat, ya. Apotek K-24 menyediakan banyak jenis kondom yang Sobat Sehat butuhkan sesuai dengan preferensi. Jadi, jangan malu-malu untuk mencari kondom di Apotek K-24. Demikian ulasan tentang gejala HIV pada wanita, semoga dapat bermanfaat!