Baru-baru ini berkembang di media sosial kabar tentang seorang perempuan yang meninggal akibat cabut gigi bungsu. Setelah melalui beberapa pemeriksaan di rumah sakit, ternyata orang tersebut mengalami infeksi setelah cabut gigi bungsu. Wah, cukup berbahaya juga, ya. Oleh karena itu, Sobat Sehat perlu mengenali ciri infeksi setelah cabut gigi agar bisa mengambil tindakan dengan cepat.
Cabut gigi bungsu memang terkadang sangat disarankan jika gigi yang tumbuh ini mengganggu gigi di depannya dan memicu rasa sakit. Ini merupakan hal yang biasa, jadi tak heran kalau ada sebagian masyarakat Indonesia yang melakukan cabut gigi bungsu. Sebab, kalau tidak dilakukan, kondisi ini bisa merusak gigi yang ada di dekatnya, lho.
Sayangnya kalau tidak tidak ditangani dan mendapatkan perawatan yang tepat setelahnya, cabut gigi bisa menyebabkan infeksi yang cukup berbahaya. Bahkan, seperti kasus sebelumnya, ada yang sampai meninggal dunia karena infeksi yang disebabkan dari cabut gigi.
Ada beberapa kondisi yang bisa memicu infeksi setelah cabut gigi, seperti terjadinya dry socket, kebersihan gigi tidak terjaga, terjadi cedera ketika prosedur pencabutan gigi, pernah mengalami infeksi, hingga kebiasaan merokok. Saking bahayanya, Sobat Sehat harus mengenali ciri infeksi setelah cabut gigi, ya, yaitu:
Tanda infeksi yang paling bisa dirasakan adalah rasa nyeri setelah 1-3 hari dari proses pencabutan gigi bungsu. Apabila rasa nyeri ini tidak sembuh-sembuh, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter gigi untuk memastikan soket benar-benar mengalami infeksi atau tidak. Rasa sakit yang muncul ini bisa sampai pada tahap tidak wajar dan menjalar ke bagian tubuh lainnya.
Gejala infeksi akibat cabut gigi bungsu yang selanjutnya adalah bau mulut yang tidak sedap. Hal ini bisa dikarenakan tidak terjaganya kebersihan gigi dan mulut. Selain itu, bau mulut juga bisa disebabkan karena berkumpulnya bakteri di rongga mulut. Seperti yang Sobat Sehat tahu, penyebab infeksi yang utama adalah virus atau bakteri yang masuk dari bekas luka.
Ciri infeksi setelah cabut gigi yang paling kentara selanjutnya ini berupa pembengkakan pada bagian gusi dan mulut. Pembengkakan bisa terjadi pada bagian yang dicabut atau sekitarnya dan dapat berjalan selama beberapa hari. Sayangnya, pembengkakan pada gusi ini sudah menjadi tanda kalau infeksi akibat cabut gigi sudah lanjut pada tahap yang lebih serius.
Infeksi akibat cabut gigi bungsu juga bisa membuat penderitanya mengalami demam atau peningkatan suhu tubuh. Kondisi ini sebenarnya sangat biasa terjadi karena ini menjadi respon tubuh yang sedang melawan virus atau bakteri tertentu. Jadi, hati-hati ya kalau Sobat Sehat malah mengalami demam tinggi setelah melakukan cabut gigi.
Kalau mengalami perdarahan terus-menerus setelah cabut gigi, maka Sobat Sehat harus berhati-hati karena jadi salah satu ciri infeksi setelah cabut gigi. Umumnya, perdarahan akan berhenti dalam waktu satu sampai dua hari. Perdarahan yang tidak berhenti dapat terjadi karena proses penggumpalan darah pada gusi tidak berjalan dengan baik. Akibatnya, gusi rentan terkena infeksi bakteri atau virus,
Meskipun cabut gigi bungsu memiliki risiko yang cukup serius, tapi jangan sampai menjadi alasan di balik tidak mau mencabut gigi bungsu kalau dibutuhkan, ya. Sobat Sehat cukup memilih dokter bedah gigi dan mulut yang dapat dipercaya dan mengenai ciri infeksi setelah cabut gigi di atas.
Apabila paham dengan tanda-tandanya, maka Sobat Sehat bisa melakukan tindakan dengan cepat. Nah, kalau mendapatkan resep dokter dalam melawan infeksi yang sudah terjadi dan mengurangi rasa nyeri, maka Sobat Sehat bisa bawa ke Apotek K-24 untuk mendapat obat yang dibutuhkan. Yuk, jaga kesehatan gigi dan mulut bersama Apotek K-24!