Kasus cacar monyet yang tadinya hanya di Afrika kini sudah menyebar di negara-negara tetangga dengan cepat. Saking cepatnya, WHO sebagai organisasi kesehatan dunia, baru saja menyatakan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, bukan lagi lokal. Artinya, cacar monyet sudah menjadi peristiwa luar biasa dan bisa menimbulkan risiko kesehatan masyarakat bagi negara lain.
Pada dasarnya, cacar monyet pertama kali ditemukan oleh para ahli kesehatan pada tahun 1958, tepatnya di negara Afrika Tengah dan Afrika Barat. Sayangnya, dari tahun ke tahun, penyakit yang satu ini kembali merebak di beberapa negara lainnya. Hal ini tentu menjadi perhatian khusus karena persebaran penyakit yang begitu mudah dan cepat.
Penyakit cacar monyet sendiri terbilang cukup berbahaya karena kalau tidak ditangani dengan tepat bisa menyebabkan sepsis, peradangan pada otak, hingga infeksi pada mata. Pada 20 Agustus 2022 lalu, cacar monyet pertama kali ada di Indonesia.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, cacar monyet di Indonesia sendiri ada 14 kasus, di mana semua penderitanya di atas 25 tahun semua. Namun, seluruh penderita yang mengalami cacar monyet ini ternyata sudah sembuh sepenuhnya.
Nah, pada tahun 2024 ini kasus cacar monyet kembali merebak di negara-negara lain. Meskipun Indonesia belum terjangkit tapi Sobat Sehat tetap harus berhati-hati, ya karena seperti yang sudah dijelaskan tadi, cacar monyet mudah menyebar ke orang lain.
Penyebab utama dari cacar monyet adalah virus Monkeypox yang ditularkan melalui beberapa hewan, seperti monyet, tikus, dan tupai. Selain itu, cacar monyet bisa menyebar melalui berbagai cara, seperti melakukan kontak langsung dengan penderita dan mengonsumsi olahan hewan yang terkontaminasi.
Cacar monyet sendiri termasuk dalam penyakit zoonosis, yang mana penularan pertama berasal dari hewan. Oleh karena itu, kalau bertemu dengan hewan monyet, tikus, atau tupai, Sobat Sehat harus berhati-hati. Sebab, melalui cakaran atau gigitan hewan bisa menyebabkan infeksi ke manusia.
Ketika seseorang terinfeksi kasus cacar monyet, maka penderita bisa mengalami berbagai gejala, seperti:
Demam.
Sakit kepala.
Nyeri otot.
Nyeri punggung.
Kelelahan.
Menggigil.
Pembengkakan kelenjar getah bening.
Ruam-ruam di bagian tubuh lainnya, seperti wajah, tangan, kaki, mulut, bagian genital, hingga mata.
Ruam yang berkembang menjadi lesi pada beberapa tahapan setelah 2 minggu.
Apabila sudah mengalami gejala-gejala di atas, Sobat Sehat sebaiknya cepat-cepat ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Sebab, dengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, Sobat Sehat bisa terhindar dari berbagai komplikasi yang berbahaya.
Menurut laman dari Kementerian Kesehatan RI, ada beberapa upaya untuk mencegah kasus cacar monyet, lho. Berikut beberapa hal yang dapat Sobat Sehat lakukan agar cacar monyet di Indonesia tidak menyebar dengan cepat, yaitu:
Rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Sobat Sehat juga bisa rutin membawa hand sanitizer yang ada di Apotek K-24. Menggunakan sabun dan hand sanitizer dapat mencegah virus atau bakteri masuk ke dalam tubuh.
Menerapkan praktik seksual yang sehat dengan tidak berganti-ganti pasangan.
Tidak pergi keluar rumah kalau ada seseorang yang terjangkit.
Hindari bepergian ke daerah yang terjangkit penyakit.
Jangan mendekati hewan pengerat atau primate yang masih liar.
Hindari konsumsi daging mentah.
Kalau bisa, lakukan vaksin cacar monyet.
Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai kasus cacar monyet yang sudah dinyatakan sebagai wabah yang darurat kesehatan secara global. Meski belum memasuki Indonesia lagi, Sobat Sehat jangan sampai lengah dengan penyakit yang satu ini, ya. Yuk, selalu jaga kesehatan bersama Apotek K-24!