Sinar matahari memang baik untuk proses produksi vitamin D di dalam tubuh. Namun, terlalu lama terpapar sinar matahari bisa meningkatkan radiasi sinar ultraviolet (UV) yang dapat memunculkan berbagai masalah kulit, mulai dari iritasi hingga kanker kulit. Untuk melindungi kulit dari bahaya sinar UV, kita mengenal adanya produk sun screen, sun block, atau sun protection. Nah, seberapa paham Anda terhadap produk yang satu ini?
Ada dua macam sinar UV yang dapat menjangkau bumi yaitu UV A dan UV B. Sinar UV A dapat menyebabkan warna kulit semakin gelap (tanning), timbul flek hitam, kerutan, hingga kanker kulit. Sedangkan, UV B dapat menyebabkan kulit menjadi kemerahan karena terbakar sinar matahari atau sun burn.
Sun screen dapat meresap ke dalam kulit, menyerap sebagian sinar UV, dan menyaringnya sebelum kulit terpapar lebih lama. Sedangkan, sun block hanya melapisi kulit kemudian memantulkan sinar UV. Dalam dua tahun terakhir ini, FDA telah melarang penggunaan istilah “sunblock” dan mengganti semua istilah produk perlindungan kulit terhadap sinar matahari dengan “sunscreen atau sun protection”. Istilah “sunblock” terlalu menyesatkan, mengingat tidak ada produk yang dapat 100% menangkal sinar UV.
Berbicara tentang sun protection tidak terlepas dari istilah SPF. SPF atau Sun Protection Factor memberikan proteksi terhadap sun burn. Selama ini, SPF sering disalah-artikan sebagai faktor pengali berapa lama kulit kita terbakar matahari. Misalnya, bila tanpa perlindungan apapun kulit kita terbakar matahari setelah 20 menit, maka dengan sun protection SPF 15 kulit kita akan bertahan selama 15×20 menit =300 menit atau 5 jam.
Padahal, berdasarkan definisi dari FDA, angka pada SPF hanya menunjukkan kekuatan sun protection untuk memberikan proteksi dari sun burn, tanpa memberikan informasi apapun mengenai waktu. Kenapa? Karena Intensitas UV yang dipancarkan sinar matahari berbeda-beda tergantung waktu (pagi/ siang terik/ sore). Kemampuan proteksi masing-masing SPF terhadap sun burn berdasarkan American Academy of Dermatology adalah SPF 15 (93,3%), SPF 30 (96,7 %), dan SPF 50 (98%).
Jika dilihat dari kemampuan proteksinya, SPF 50 saja sudah memiliki kemampuan proteksi 98%. SPF yang lebih tinggi dari itu (SPF 70, 90, atau 100) hanya akan memberi tambahan perlindungan yang sedikit sekali, padahal selisih harga jualnya biasanya cukup tinggi. SPF yang semakin tinggi belum tentu baik karena berarti zat kimia yang terpapar ke kulit juga semakin banyak. Selain itu, SPF tinggi lebih cocok dipakai oleh orang-orang berkulit cerah (sedikit melanin) karena kulitnya lebih sensitive terhadap efek sun burn.
Kini, produk sun protection mulai dilengkapi dengan PA yang mampu memberikan proteksi terhadap UV A. Radiasi UV A bisa menyebabkan sun burn (meskipun tidak sesakit sun burn oleh UV B) dan lambat laun dapat meningkatkan resiko kanker kulit. Jadi, ketika Anda menemukan sun screen dengan label SPF dan PA (baik itu PA+, PA++, atau PA+++), artinya produk tersebut menawarkan perlindungan dari radiasi UV B dan UV A. Sama seperti SPF, semakin banyak tanda “+” pada PA, semakin tinggi tingkat perlindungan terhadap radiasi UV A.
Pemakaian sun protection yang tepat disarankan 30 menit sebelum keluar rumah dan diulang setiap dua jam sekali. Efektifitas pemakaian ulang dipengaruhi oleh seberapa baik penyerapan oleh kulit. Jika kulit tidak dicuci lebih dulu atau masih dalam keadaan basah, maka efektifitas sun protection akan berkurang.
Anda yang sering beraktivitas di luar ruangan dianjurkan menggunakan sun protection dengan SPF 50. Sementara Anda yang lebih banyak beraktivitas di dalam ruangan, SPF 15 atau 30 saja sudah cukup. Penggunakan sun protection dengan SPF berbeda secara bersamaan tidak dianjurkan karena tidak akan memberikan perlindungan yang lebih terhadap sinar UV. Selain itu, pengguna akan kurang nyaman karena kulit terasa tebal dan sulit untuk dibersihkan.
Meskipun UV A dan UV B tidak dapat dihindari, mengetahui cara untuk melindunginya adalah solusi yang terbaik. Selain dengan sun protection, lindungi kulit Anda dari radiasi sinar UV dengan memakai topi, payung, atau pakaian berlengan panjang. Juga jangan lupakan perlindungan dari dalam yaitu dengan mengkonsumsi makanan / minuman seperti buah dan sayur dan suplemen yang banyak mengandung antioksidan, vitamin C, dan vitamin E.
sumber : female.kompas.com, fimela.com