Sobat Sehat, penyakit flu, batuk, dan pilek merupakan masalah kesehatan ringan yang sangat umum terjadi di musim hujan. Namun, jangan remehkan batuk yang berlangsung lama hingga berbulan-bulan, ya. Mengapa? Karena batuk yang tidak kunjung sembuh tersebut bisa menjadi indikasi bahwa Anda terserang penyakit pertusis. Informasi selengkapnya bisa Anda simak dalam ulasan berikut :
Penyakit pertusis atau batuk rejan adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman atau bakteriBordetella pertussis. Bakteri ini dapat berpindah dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak udara (yaitu bersin) atau bisa juga melalui kontak dengan benda-benda yang telah terkontaminasi oleh bakteri (yaitu melalui percikan ludah yang menempel pada permukaan suatu benda). Bagian tubuh seseorang yang menjadi sasaran infeksi bakteri ini adalah bagian selaput lendir dari saluran pernafasan.
Akibat adanya infeksi kuman atau bakteri, saluran nafas menjadi radang dan membengkak. Hal ini dapat memicu produksi lendir menjadi sangat berlebih. Pada awalnya, konsistensi lendir yang terbentuk encer, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu konsistensi lendir tersebut berubah menjadi kental dan lengket hingga akhirnya menyumbat saluran pernafasan. Kondisi ini membuat tubuh meresponnya dengan mekanisme batuk, agar sumbatan lendir di dalam saluran nafas dapat dikeluarkan.
Gejala awal penyakit pertusis perlu Anda waspadai karena secara umum gejalanya sangat mirip dengan gejala flu biasa, yaitu berupa pilek, demam, dan kering atau radang tenggorokan. Namun, pada penyakit pertusis gejala batuk akan bertambah buruk saat malam hari. Mengenai frekuensi sendiri bervariasi, bisa berkisar antara 12 -15 kali perhari bahkan hingga ratusan kali perhari. Batuk yang begitu berat mengakibatkan kurangnya kesempatan bagi penderita untuk menghirup udara (oksigen), sehingga penderita menarik napas dengan suara melengking. Di akhir batuk biasanya penderita akan muntah.
Gejala ini muncul 5 hingga 21 hari setelah pertama kali penderita terpapar kuman atau bakteri. Setelah itu, penderita akan bersifat sangat menular sampai kurang lebih 2 minggu. Pada fase ini, untuk mengurangi potensi penularan kepada orang lain, biasanya dokter akan memberikan antibiotik kepada penderita. Antibiotik yang paling sering diresepkan adalah eritomycin.
Penyakit pertusis akan berakhir dalam jangka waktu 6 hingga 8 minggu, tetapi pada sebagian kasus bisa mencapai 3 bulan atau lebih baru sembuh. Oleh karena itu, penyakit ini lebih dikenal masyarakat awam dengan sebutan “batuk 100 hari”. Sebelum melakukan pengobatan, untuk memastikan apakah batuk yang Anda derita mengindikasikan pertusis atau tidak, alangkah lebih baik jika berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter. Hal ini penting agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan diberikan terapi pengobatan yang tepat.
Salam Sehat :)
sumber foto : republika.co.id