Kafein merupakan unsur terpenting dalam kopi yang berfungsi sebagai perangsang. Selain pada kopi, kafein juga bisa diperoleh dari minuman lain seperti cola, teh, juga minuman energi.
Pengaruh kafein pada
sistem saraf pusat antara lain mencegah kantuk, menaikkan daya tangkap
pancaindera, mempercepat daya pikir, serta mengurangi rasa lelah dan
bosan.
Pengaruh kafein pada seseorang sangat tergantung pada
tingkat sensitivitasnya. Beberapa orang tidak tahan sama sekali, tetapi
ada juga yang sanggup mengonsumsi lebih dari 5 cangkir setiap harinya
tanpa keluhan.
Pada anak-anak, risiko dari konsumsi kafein bagi kesehatan sangat berbeda. Ada beberapa hal yang perlu diketahui orangtua.
-
Kafein tidak memiliki nilai nutrisi. Karena berpengaruh pada sistem
saraf, kafein bisa mengganggu perkembangan saraf yang akan memicu
kelainan perilaku dan sosialiasi anak.
- Kafein bisa menyebabkan
kecanduan. Jika anak Anda sering mengonsumsi minuman mengandung kafein
waspadai gejala ketagihan seperti, seperti susah tidur atau banyak
tidur, sakit kepala, mudah marah, dan sembelit.
- Minuman
berkafein umumnya mengandung banyak gula karena kafein aslinya berasa
pahit. Kelebihan konsumsi gula bisa menyebabkan obesitas.
-
Berbeda dengan orang dewasa, kafein tidak meningkatkan level energi pada
anak-anak. Zat ini akan mengubah persepsi lelah dengan merangsang otak
sehingga anak cenderung lebih agresif.
- Tidak ada level aman
konsumsi kafein untuk anak. Malah, minuman energi seharusnya dilarang
dikonsumsi anak. Konsumsi minuman berkafein 150-250 mg sehari dianggap
aman untuk anak praremaja.
- Kafein bisa memicu insomnia. Banyak
remaja yang menilai minuman berkafein akan meningkatkan energi mereka.
Padahal, kafein justru menyebabkan kelelahan karena mereka menderita
insomnia.
- Jumlah anak dan remaja yang dirawat di rumah sakit akibat kelebihan konsumsi minuman energi terus meningkat di Amerika.