Pekan lalu tepatnya 5 Januari 2018 Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data sosial ekonomi penduduk Indonesia. Salah satu yang dipublikasikan adalah terkait indeks kebahagiaan rakyat Indonesia selama 2017. Indeks Kebahagiaan merupakan indeks komposit yang dihitung secara tertimbang menggunakan dimensi dan indikator dengan skala 0–100, sehingga semakin tinggi nilai indeks juga semakin bahagia, dan sebaliknya. Ada perubahan metode pengukuran pada 2017 ini, melainkan pengukuran 2017 menyertakan Indeks Kebahagiaan ditambahkan Dimensi Perasaan (affect) dan Dimensi Makna Hidup (Eudaimonia).
Survey pengukuran tingkat kebahagiaan (SPTK) 2017 dilakukan di 487 Kabupaten dan kota yang tersebar di 34 propinsi di seluruh Indonesia. Sampel yang digunakan sebanyak 75 ribu rumah tangga dengan respons sebesar 96,42 %. Responden meliputi kepala rumah tangga atau pasangan. Hasilnya tahun 2017 Indeks Kebahagiaan Indonesia sebesas 70,69. BPS juga merilis Indeks Kebahagiaan penduduk yang tinggal di perkotaan mencapai 71,64. Angka tersebut cenderung lebih tinggi dibanding penduduk yang tinggal di pedesaan dengan Indeks Kebahagiaan 69,57. Indeks Kebahagiaan penduduk laki-laki sebesar 71,12 lebih tinggi dibandingkan nilai indeks penduduk perempuan 70,30. Warga yang belum menikah cenderung lebih bahagia dibanding penduduk yang sudah menikah. Hal ini terlihat dari Indeks Kebahagiaan penduduk yang belum menikah 71,53 atau cenderung lebih tinggi dibanding penduduk dengan status perkawinan yang lain. BPS menemukan bahwa Indeks Kebahagiaan penduduk cenderung mengalami penurunan dengan semakin bertambahnya umur. Penduduk dengan umur 24 tahun ke bawah memiliki Indeks Kebahagiaan tertinggi sebesar 71,29.
Sumber : detik.com