Pada tanggal 8 Agustus 2017, Apotek K-24 Gejayan mendapat kunjungan dari Direktur Utama SPITS Alkmaar BV , Chris Sindhunata beserta keluarganya. Kunjungan pagi itu disambut langsung oleh Direktur Utama PT. K-24 Indonesia, dr. Gideon Hartono beserta istrinya, drg. Inge Santoso.
Di sela-sela jadwal liburan di Indonesia dengan keluarganya, Chris Sindhunata menyempatkan diri mengunjungi Apotek K-24 Gejayan untuk berbagi pengalaman mengenai bisnisnya, SPITS Alkmaar BV, yang ia bangun sejak tahun 2002. SPITS adalah perusahaan yang bergerak di bidang kefarmasian yang berpusat di Alkmaar, Belanda. Perusahaan ini menyediakan pengemasan obat bagi apotek, sehingga apotek-apotek di Belanda dapat memberikan pelayanan terbaik bagi pasiennya. Chris juga ditemani oleh istrinya, Clara, putra sulungnya, Ivan yang juga apoteker serta istrinya, Eline, dan dua putra dan putrinya, Kai dan Mikki.
Outlet yang Bersih dan Rapi
Pagi itu, kunjungan dimulai dengan tur singkat di outlet Apotek K-24 Gejayan. dr. Gideon mengajak Chris dan keluarganya untuk melihat proses peracikan resep obat yang dipraktekkan langsung oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) di outlet Apotek K-24 Gejayan, Emy Anggraeni, S. Farm., Apt. Chris dan Ivan terlihat sangat antusias dan mengapresiasinya. Begitu juga Clara, Eline, Kai, dan Mikki. Mereka tampak tertarik dengan setiap sudut Apotek K-24 dan mengambil gambar atau ber-swafoto di beberapa sudut outlet Apotek K-24.
“Sesungguhnya saya sangat kaget saat saya pertama masuk ke Apotek K-24 karena saya tidak mengira apoteknya akan sangat bersih dan rapi. Apotek ini juga terlihat profesional, outlet obat bebasnya sangat tertata, dan saya suka keseluruhan tampilan outletnya,” ucap Ivan.
Setelah tur singkat di outlet Apotek K-24 Gejayan, rombongan menuju ruang seminar Ergia Klinik yang terletak di lantai 4. Di ruang seminar, CEO Apotek Online K24Klik.com , Bagas Ananta, memberikan presentasi singkat mengenai Apotek K-24 beserta Apotek Online K24klik. Lagi, rombongan dari Belanda tersebut terlihat sangat antusias dan menyimak penjelasan yang diberikan oleh Bagas. Bahkan, mereka sesekali mengajukan pertanyaan mengenai sistem pengiriman obat di K24Klik. Meskipun ada, apotek yang buka 24 jam merupakan hal yang tidak lazim di Belanda. Oleh karenanya, sistem yang dimiliki oleh Apotek K-24 menjadi hal baru yang menarik bagi mereka.
Hanya Berbeda di Sistem
Tak hanya berhenti disitu, Chris dan Ivan juga berbagi pengalaman mereka sebagai apoteker di Negeri Kincir Angin tersebut. Menurut Chris, pelayanan kesehatan di Belanda termasuk salah satu yang terbaik di dunia. Meskipun demikian, warga Belanda diharuskan membayar asuransi yang cukup tinggi , yaitu sebesar €100, atau sekitar Rp. 1.500.000,- per orang setiap bulannya. Dengan biaya tersebut, mereka memperoleh akses kesehatan yang sangat baik, seperti kunjungan perawat. Sistem pelayanan kesehatan disana pun sudah tergolong maju teknologinya. Terbukti dari penulisan resep obat yang semuanya sudah dikomputerisasi. Apoteker cukup memasukkan kode dan nama obat yang diresepkan, kemudian akan ada alat yang menyortir dan mengemas obat-obat tersebut. Dengan demikian, pasien hanya tinggal membuka satu kemasan obat setiap akan meminumnya.
“Outlet apotek di Indonesia dan Belanda sama-sama bersih dan rapi. Perbedaan antara apotek di Indonesia dan Belanda hanya terletak pada cara menyiapkan obatnya. Di Belanda, semua resep sudah dimasukkan di database tapi disini belum. Meskipun demikian, apotek di Indonesia sudah sangat berkembang dan saya sangat terkesan dengan Apotek K-24.” kata Chris.
Selain itu, yang menarik, menurut Chris untuk setiap konsultasi obat dengan apoteker di Belanda, pasien diwajibkan membayar biaya konsultasi sebesar €12 atau sekitar Rp. 180.000,-. Bahkan, bila hari libur atau malam hari, pasien dapat dikenakan biaya 5 kali lipatnya. Tentu saja ini sangat berbeda dari Apotek K-24 yang menyediakan layanan konsultasi obat gratis dengan apoteker, tidak peduli pagi, siang, malam, ataupun hari libur. Pasien tidak dipungut biaya konsultasi sepeserpun.
Menelusuri Napak Tilas
Selain berkunjung di Apotek K-24, Chris dan keluarganya juga berencana mengunjungi berbagai wisata di Indonesia. Sebelum tiba di Yogyakarta, mereka telah menghabiskan beberapa hari di Jakarta dan Bandung. Selanjutnya, mereka akan mengunjungi Solo, Malang, dan terakhir ke Pulau Dewata. Bagi keluarga Sindhunata, kunjungan ke Indonesia kali ini bisa dibilang seperti ‘mudik’. Bagaimana tidak, Chris adalah pria kelahiran Surabaya, Indonesia, yang kemudian pindah ke Belanda saat usianya menginjak 10 tahun. Sementara itu, istrinya, Clara adalah seorang perempuan kelahiran Semarang yang kemudian pindah ke Belanda juga. Oleh karena itulah mereka ingin memaksimalkan waktu kunjungan di Indonesia kali ini untuk mengingat ulang kenangan saat tinggal di Indonesia.
Kunjungan pada siang hari itu ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dari dr. Gideon untuk Chris dan keluarganya berupa foto hasil karya putra dr. Gideon. Chris juga memberikan oleh-oleh untuk keluarga dr. Gideon, yaitu keju olahan khas dari Belanda. Dengan adanya kunjungan ini, diharapkan baik Apotek K-24 maupun SPITS akan menjalin hubungan baik dan saling mendukung di masa depan.