Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkonfirmasi adanya lebih dari 100 kasus di 11 negara terkait penyakit cacar monyet atau monkeypox.
Cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970.
Penularan melalui kontak erat dengan hewan atau manusia yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi virus. Penularan dapat melalui darah, air liur, cairan tubuh, Lesi kulit atau cairan pada cacar, serta droplet pernapasan.
Masa inkubasi cacar monyet biasanya 6-16 hari tetapi dapat mencapai 5 sampai 21 hari. Fase awal gejala yang terjadi pada 1-3 hari yaitu demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.
Pada fase erupsi atau fase paling infeksius terjadinya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Secara bertahap mulai dari bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.
Juru Bicara Kemenkes RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan belum ada laporan kasus cacar monyet (monkeypox) di Indonesia. Meski begitu, masyarakat harus tetap waspada untuk mencegah adanya penularan.
Masyarakat diimbau mematuhi protokol kesehatan dengan menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.
Berbagai produk kesehatan yang Anda butuhkan bisa didapatkan di Apotek K-24 & K24Klik. Lengkap 24 jam!
Source: Dikutip dari berbagai sumber