Baru saja Kementrian Kesehatan RI menghimbau masyarakat Indonesia untuk selalu waspada dengan penyakit yang disebabkan virus Marburg. Walaupun belum ada kasus atau suspek penyakit Marburg yang masuk di Indonesia, tapi fatalitasnya cukup menakutkan. Apa sebenarnya penyakit Marburg yang kini sedang banyak terjadi di benua lain?
Menurut laporan dari World Health Organization (WHO), sudah ada 29 kasus penyakit Marburg, di mana 27 di antaranya berakhir meninggal dunia di Guinea Khatulistiwa. Tidak hanya Guinea Khatulistiwa saja, penyakit Marburg ini menyebar hingga ke Tanzania, Afrika Timur pada 22 Maret 2023 lalu.
Sama dengan namanya, virus Marburg sebenarnya pertama kali ditemukan di kota Marburg, Jerman, sejak tahun 1967. Pada perjalanannya, virus tersebut terus menyebar ke benua lain, seperti Afrika, Eropa, dan Amerika.
Sejarahnya, penyakit Marburg sebenarnya sudah terkendali, tetapi pada awal tahun 2023 wabah ini muncul kembali. Hal inilah yang membuat pemerintah Indonesia waspada, mengingat penyakit Marburg kini menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di Guinea Khatulistiwa.
Penyakit Marburg (MVD) adalah suatu penyakit demam berdarah yang diakibatkan oleh virus Marburg, masih satu keluarga dengan virus penyebab penyakit Ebola. Penularannya pun cukup cepat, bisa melalui manusia atau hewan, khususnya kelelawar.
Jenis kelelawar yang menjadi pembawa virus ini adalah Rousettus aegyptiacus. Kelelawar ini sama sekali belum pernah ditemukan di Indonesia, tapi Indonesia sendiri menjadi jalur mobilisasinya.
Penyakit Marburg dapat menular melalui sentuhan dengan darah atau cairan tubuh lainnya, seperti: air liur, ASI, keringat, sperma, tinja, urine, dan bekas muntahan. Selain itu, virus Marburg juga mudah untuk masuk lewat kulit, mata, mulut, dan hidung.
Bahkan, manusia yang sudah meninggal dunia pun masih bisa menularkan virus tersebut. Walaupun penyakit ini belum masuk ke Indonesia, tidak salahnya kalau Sobat Sehat mengenali gejalanyanya. Berikut beberapa gejala penyakit Marburg yang sering terjadi:
Sakit kepala yang parah.
Demam tinggi.
Nyeri otot dan perut.
Tidak enak badan.
Diare dalam waktu lama.
Kemerahan pada kulit tetapi tidak gatal.
Badan lemas dan sering gelisah.
Mual dan muntah.
Mata cekung.
Apabila terus berkembang, penderita bisa mengalami gejala yang lebih parah, seperti mimisan, haid deras, hingga gusi berdarah. Selain itu, darah juga bisa keluar melalui muntah atau tinja. Penyakit Marburg terbilang mematikan karena dapat menyebabkan dehidrasi berat, syok, dan perdarahan terus-menerus.
Sampai pada saat ini, belum ada pengobatan atau vaksin untuk mengatasi dan mencegah penyakit Marburg. Penanganannya pun masih sebatas memberikan obat oralit yang dapat meringankan gejala dan mencegah dehidrasi.
Oleh karena itu, Sobat Sehat hanya dapat melakukan upaya antisipasi dalam mencegah penularan penyakit Marburg. Berikut adalah beberapa cara untuk mencegah penyakit Marburg:
Hindari kontak dengan cairan atau badan dari kelelawar.
Tidak mengonsumsi daging kelelawar.
Hindari kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi penyakit.
Selalu cuci tangan selesai buang air kecil serta buang air besar, sebelum makan, dan ketika ingin menyentuh wajah.
Jangan mengunjungi tempat yang sedang terjadi wabah penyakit Marburg.
Nah, itu dia penjelasan singkat mengenai penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus Marburg. Walaupun tidak ada di Indonesia, jangan sampai Sobat Sehat menyepelekan kesehatan tubuh, ya. Selalu jaga kesehatan agar bisa terhindar dari berbagai penyakit menular.