Siapa yang tak suka makanan pedas? Sensasi menyantap makanan pedas memang dikenal dapat menambah selera makan dan membuat makanan terasa lebih nikmat. Masyarakat Indonesia pun dikenal luas sebagai penggemar cita rasa makanan pedas.
Meski begitu, belakangan ini muncul informasi yang menyebut jika terlalu sering mengkonsumsi makanan pedas akan membuat kita menjadi cepat pikun. Benarkah?
Dilansir dari doktersehat.com, terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of South Australia di Tiongkok yang hasilnya cukup mengejutkan. Penelitian tersebut menemukan jika hobi memakan makanan pedas dapat memberikan dampak negatif bagi fungsi kognitif otak, termasuk daya ingatnya.
Saat menyantap makanan pedas pun biasanya kita akan merasakan sensasi peradangan atau iritasi pada lambung dan kerongkongan setelahnya. Akan tetapi, efek iritasi ini tidak begitu dirisaukan karena makanan pedas biasanya tinggi akan kandungan capsaicin dan vitamin C yang juga dianggap baik bagi kesehatan. Kandungan capsaicin ini bisa ditemukan dalam cabai yang memang dikenal dapat memicu sensasi panas juga nyeri pada saraf-saraf pada lidah.
Penelitian lain yang dipublikasikan oleh British Journal of Nutition pun menyebutkan jika sensasi pedas yang didapat dari capsaicin ini bisa membuat laju sistem metabolisme tubuh naik hingga lima persen. Tak hanya itu saja, kandungan ini pun dinilai bisa menurunkan risiko beberapa jenis penyakit, seperti kanker prostat, kanker pankreas, dan lain sebagainya.
Sayangnya, manfaat-manfaat dari kandungan capsaicin pada cabai disanggah oleh penelitian dari Tiongkok yang membuktikan jika terlalu sering mengkonsumsi makanan pedas dapat meningkatkan risiko terkena dimensia.
Dalam penelitian tersebut, terdapat 4.582 partisipan dari Tiongkok dengan usia lebih dari 55 tahun yang dipantau kebiasaan makannya dari tahun 1997 hingga 2006. Sebagian besar dari mereka rutin mengkonsumsi makanan pedas rata-rata 50 gram cabai atau lebih per harinya.
Kemudian mereka diminta untuk melakukan tes global cognitive score, yaitu tes daya ingat dan fungsi kognitif. Hasilnya, partisipan yang mengkonsumsi cabai cenderung memiliki risiko lebih besar dalam masalah penurunan daya ingat yaitu sebanyak dua kali lipat dibandingkan dengan partisipan yang jarang mengkonsumsi makanan pedas.
Meski begitu, para peneliti menyebut jika terdapat faktor lain yang mempengaruhi penurunan daya ingat atau risiko dimensia ini, seperti faktor ekonomi, sosial, hingga tingkat pendidikan para partisipan.
Para pakar kesehatan menyebutkan jika kita tidak perlu khawatir mengenai konsumsi makanan pedas. Asalkan tidak dilakukan dengan terlalu sering dan tidak berlebihan, dampak makanan pedas masih bisa memberikan manfaat postif bagi tubuh. Namun sebaiknya pilih makanan pedas yang terbuat dari bahan alami, misalnya seperti sambal yang terbuat dari cabai asli dan bukan sambal botolan yang mungkin terlah dicampur dengan bahan pengawet.
Source:
Doktersehat.com