Belakangan ini di Twitter sedang heboh dengan adanya pria yang mengaku sedang melakukan riset berkedok “bungkus-membungkus”. Para korban diharuskan untuk dibungkus selayaknya jenazah menggunakan kain untuk memuaskan fantasi seksual pelaku. Tidak sedikit yang menyebutkan jika hal ini adalah sebuah fetish.
Sebenarnya, Apa Sih yang Dimaksud Fetish?
Beberapa orang bisa merasakan gairah seksual dari benda-benda atau bagian tubuh yang umumnya bersifat non seksual. Kondisi ini disebut dengan istilah sexual fetish atau fetisisme seksual. Mungkin hal ini terlihat aneh, terutama bagi orang yang tidak memiliki fetish pada objek tertentu. Namun faktanya orang dengan fetisisme bisa terangsang secara seksual bahkan mengalami orgasme hanya dengan berfantasi atau menyentuh objek tertentu.
Dilansir dari Detikhealth, seseorang yang mengidap fetish cenderung memerlukan benda atau objek di hadapannya untuk bisa berfantasi seksual, atau mengenakan objek tersebut pada pasangannya untuk mendapatkan kepuasan seksual yang maksimal. Dengan kata lain, fetish merupakan momen di mana seseorang bisa merasakan adanya rangsangan seksual dari objek tertentu karena adanya fantasi.
Menurut para ahli, fetish bisa terjadi karena adanya pola dari gairah erotis yang terjadi sebelum pubertas. Hal ini bisa jadi dihasilkan karena adanya kecemasan atau trauma di masa lalu. Selain itu, bisa juga disebabkan karena adanya pengalaman seksual yang menuntut kondisi dari seseorang untuk percaya jika objek non seksual atau bagian tubuh tertentu menarik secara seksual.
Setiap orang bisa memiliki sexual fetish yang berbeda. Namun umumnya adalah benda, objek, atau bagian tubuh yang bersifat non seksual. Berbagai objek bisa menjadi sumber fetish seseorang. Misalnya seperti bagian tubuh (rambut, jari kaki, dsb.) atau benda mati yang tidak bisa seperti sepatu, mobil, dan lainnya. Menurut penelitian, umumnya bentuk fetish seseorang adalah bagian tubuh tertentu seperti kaki dan rambut. Atau bisa juga sesuatu yang sering dipakai seperti kaos kaki, stocking, pakaian dalam, sepatu, atau rok.
Tak hanya itu, seseorang pun bisa memiliki lebih dari satu fetish secara bersamaan. Menurut psikolog dan sex educator dari Harvard University, Justin Lehmiller, Ph.D., fetish dalam diri seseorang bisa berkembang namun tidak akan menggantikan fetish yang lama.
Apakah Fetish Merupakan Kelainan Seksual?
Sebenarnya sexual fetish bukanlah merupakan sebuah kelainan atau gangguan. Namun saat sudah menimbulkan penderitaan, maka hal ini bisa menjadi sebuah gangguan. Selama seseorang bisa memenuhi kebutuhan fetishnya secara nyaman dan tidak mengganggu diri sendiri atau pasangan hingga orang lain, maka hal ini bukanlah suatu masalah.
Fetish bisa dikatakan sebagai gangguan saat sudah tidak terkontrol. Misalnya saat sudah menyebabkan seseorang menjadi tidak produktif bahkan tiba-tiba menghilang hanya untuk memuaskan fetishnya atau tidak berhubungan seksual dengan pasangan namun lebih memilih untuk menyendiri hingga melakukan masturbasi dengan objek fetish-nya.
Menurut The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders kebanyakan orang dengan minat seksual tertentu seperti fetish tidak memiliki gangguan mental. Namun fetish yang terlalu intens bisa berkembang menjadi gangguan parafilia, yakni gangguan yang berulang dan memicu hasrat seksual yang menyiksa serta melibatkan benda mati, anak-anak, atau orang lain tanpa persetujuan.
Source:
Detik Health
Gue Sehat